Saturday, August 13, 2011

Macam - Macam Hardware


Berdasarkan pengalaman dan pengamatan gue, ada tiga tipe Network Designer untuk solusi infrastruktur:
Designer for Solution: network designer tipe ini lebih ke arah solusi high level, dgn mempertimbangkan kepentingan bisnis dan faktor-faktor lain spt ekspansi network di masa depan, dan solusi yg diberikan maupun cakupan teknologi di dalam design biasanya sangat luas dan kompleks. Jadi sbg contoh seorang solution designer harus bisa membuat topologi network yg high level dari suatu infrastruktur yg komplit, dgn mencantumkan teknologi-teknologi dan fitur yg akan dipakai, dan mungkin sedikit detil untuk poin teknologi tertentu maupun memberikan karakteristik dari hardware yg bisa digunakan di dalam solusi.
Designer for Pre-sales: mirip dgn tipe solution designer, tapi cakupan teknologinya lebih sedikit, misalnya berfokus pada design dari core network atau data center. Hanya selain teknologi yg akan dipakai dibahas secara lebih detil, pre-sales designer harus bisa memilih tipe dan jenis hardware yg akan digunakan (istilahnya Bill of Material). Jadi hasil akhir dari seorang pre-sales designer adalah high level design dan daftar dari hardware yg akan digunakan, sehingga customer bisa melakukan persiapan dgn membeli hardware-hardware tsb.

Designer for Implementation: ini adalah designer yg membuat low level design. Ketika high level design dan daftar hardware sudah dibuat oleh designer yg lain, maka implementation designer harus bisa membuat design tsb benar-benar bekerja spt yg diharapkan. Cakupan implementation designer ini mulai dari koneksi fisik (kadang sampai ke penempatan module di hardware), skema IP addressing, software yg digunakan, sampai ke konfigurasi detil dari setiap device. Sering juga pemilihan teknologi di high level design harus diadaptasi dan disesuaikan dgn keterbatasan dari arsitektur hardware atau software.
Mana yg lebih baik? Tergantung.
Tergantung industrinya, tergantung perusahaannya, tergantung kondisi market tempat kita bekerja. Kadang-kadang diperlukan kemampuan sbg solution designer dan pre-sales designer sekaligus. Kadang ketiga tipe designer tsb harus dimiliki oleh satu orang! Sebagai ilustrasi di satu perusahaan mungkin designer yg bisa memberi solusi dan membantu pre-sales sampai membuat daftar hardware yg akan digunakan berada di posisi yg lebih penting. Tapi di perusahaan lain yg bergerak di bidang services, implementation designer adalah yg paling penting karena customer membutuhkan jasa utk bisa melakukan implementasi design secara detil agar mencapai infrastruktur network yg diharapkan.
Solution designer mungkin tidak perlu tahu terlalu detil ttg arsitektur hardware karena solusi yg diberikan berdasarkan teknologi umum yg sudah dimiliki oleh banyak hardware, meskipun belum ada hasil pengujian yg mendetil. Pre-sales designer perlu tahu limitasi dan kapasitas dari suatu hardware utk dapat memutuskan hardware mana yg paling tepat dan juga berapa jumlah yg dibutuhkan jika berkaitan dgn kapasitas. Sedangkan implementation designer benar-benar harus mengerti keterbatasan dari arsitektur hardware dan software, dan implementasi maupun konfigurasi yg dilakukan biasanya sudah teruji di test lab maupun di infrastruktur network customer yg lain.
Gue pribadi sudah pernah bekerja di ketiga tipe itu, dan selama bersama Cisco Advanced Services 3 tahun terakhir lebih fokus menjadi implementation designer. Bahkan beberapa project terakhir gue berfokus ke implementasi dan migrasi dari infrastruktur network yg sudah ada ke network yg diinginkan, yg berarti harus mempertimbangkan faktor-faktor lain spt bagaimana caranya membuat metodelogi dan prosedur utk memastikan bisnis customer tidak terlalu terganggu selama masa transisi.
Kesimpulannya, solution designer berfokus ke solusi high level dgn mengasumsikan teknologi yg digunakan tidak tergantung dari hardware yg akan dipakai, pre-sales designer lebih fokus ke tipe hardware yg mendukung teknologi yg akan digunakan dan berapa jumlah hardware yg diperlukan agar customer bisa mempunyai daftar dari hardware-hardware yg harus dibeli tsb, sedang implementation designer berfokus ke hal-hal low level utk memastikan teknologi yg digunakan bisa diimplementasikan dgn menggunakan hardware dan software yg tersedia.
Ujian CCDE Practical yg baru saja gue ambil lebih menguji kemampuan dari Solution Designer. Tidak ada ketergantungan dari hardware maupun low level design yg harus dilakukan. Materi yg diujikan sangat luas tapi lebih bersifat overview dari pilihan teknologi yang ada.
Gue tidak tahu lulus atau tidak, karena hasilnya baru keluar 6-8 minggu lagi. Dan di ujian CCDE ini ada banyak pertanyaan yg menggunakan metode drag-and-drop, fill in the table/matrix, re-ordering, dan memperbaiki topologi network dgn menambah/mengubah device/link, dan di CCDE ada kemungkinan utk mendapat poin setengah.
Gue pikir yg paling penting utk bisa lulus ujian CCDE itu adalah logika dari seorang network designer, berikut kemampuan utk bisa mengambil hanya informasi yg penting dari begitu banyaknya informasi yg diberikan, kemampuan analisa dari informasi-informasi tsb, dan memiliki pengalaman sbg network designer walaupun hanya high level tapi harus mencakup teknologi yg luas dan berbagai tipe network maupun infrastruktur utk industri yg berbeda-beda spt Service Provider, Enterprise, Financial, Retail dll agar kita bisa familiar dgn skenario network yg diberikan.
Kemampuan troubleshooting secara high level juga diperlukan, dimana kita harus bisa menganalisa kemungkinan penyebab masalah di network, atau kesalahan di design yg menimbulkan masalah, tanpa melakukan debug namun hanya berdasarkan informasi-informasi yg diberikan. Terakhir yg juga penting, dibutuhkan stamina yg sangat bagus utk bisa tetap fokus dan berkonsentrasi selama 8 jam utk menganalisa berbagai skenario dan begitu banyaknya soal, terutama di beberapa jam terakhir.
Gue baru tahu lulus atau gagal dalam waktu 6-8 minggu lagi. Tapi gue bersedia memberikan pendapat ttg hal-hal yg diperlukan utk bisa lulus di blog gue yg lain. Dan juga link ini memberikan tips utk CCDE practical yg mungkin bisa bermanfaat.
CCDE bisa jadi sama susahnya dgn CCIE. Yg pasti buat gue kalau tidak berhasil lulus kali ini jadi ada target baru yg harus dicapai dalam rangka pengembangan kemampuan dan pengetahuan







No comments:

Post a Comment